Berikutan sesi Diskusi Wanita 2011 semalam, (boleh juga baca di sini, Muslimah Penggerak Generasi Unggul) banyak input yang telah diperolehi. Sebagai seorang muslim dan muslimah khususnya, firman Allah ini insyaAllah akan membuka hati akan akal pemikiran kita untuk kembali bersemangat dan bangkit,
Kamu (wahai umat Muhammad) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan kamu beriman kepada Allah. (TQS Ali-Imran[3]:110)
InsyaAllah, penulisan ini diambil untuk perkongsian dan agar kita boleh mengamalkannya kelak. Buat teman-teman yang berstatus ibu, kalian boleh praktikkan karekter-karekter ini tanpa berlengah-lengah lagi. Dan buat bakal-bakal ibu seperti saya, untuk menjadi pembentuk generasi muslim kelak, harus dipelajari karekter-karekter itu sekarang. Dan insyaAllah, praktikalnya juga sudah bermula buat si kecil Ilham. Maka, saya hadirkan perkongsian ini, "Ibu…., dalam Genggamanmu Pendidikan Generasi."
"Tidak ada pemberian seorang ayah yang lebih utama dari pendidikan yang baik."
(HR Turmudzi)
Agar tercapai tujuan pendidikan keluarga, maka seluruh komponen pendidikan dalam keluarga harus menjalankan fungsinya secara baik. Yang termasuk komponen pendidikan keluarga adalah, segala sesuatu yang ada di sekitar anak, dan mampu mempengaruhi tingkah lakunya. Kerananya lingkungan anak harus sesuai dengan Islam, contohnya hiasan-hiasan dinding yang sesuai dengan ajaran Islam; tayangan televisyen, internet yang boleh diakses anak dan buku bacaan yang mendidik.
Di samping itu yang paling berpengaruh adalah seluruh anggota keluarga: ayah, ibu, pembantu dan anggota keluarga yang lain, serta teman bergaul anak. Karenanya mereka juga harus orang yang bertingkah laku sesuai dengan Islam.
Agar pendidikan keluarga berhasil, maka ibu sebagai pendidik utama wajib memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Bertaqwa.
Seorang yang bertaqwa akan selalu menjaga agar Allah tidak melihatmu di tempat laranganNya, dan jangan sampai anda tidak didapatkan di tempat perintahNya. Melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan Allah. Perintah taqwa ini terdapat dalam surat Ali Imran 102:
يٰأَيُّهَا الَّذينَ ءامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقاتِهِ وَلا تَموتُنَّ إِلّا وَأَنتُم مُسلِمونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepadaNya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
Seorang ibu harus bertaqwa kerana tugasnya sebagai guru adalah mendidik anak agar tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan Islam, bertaqwa kepada Allah, bererti semakin dekat dengan Allah. Abdurrahman Amaroh dalam bukunya mengatakan:
لقد نجح منهجالتربية الاسلامي في توجيه الناس الى ربهم وردهم الى خالقهم حتى امن كل منهم ان الله قريب منه
“Sungguh strategi pendidikan Islam telah berhasil mengarahkan manusia kepada Tuhannya dan mengembalikan mereka kepada Penciptanya sehingga masing percaya sesungguhnya Allah itu dekat”.
“Sungguh strategi pendidikan Islam telah berhasil mengarahkan manusia kepada Tuhannya dan mengembalikan mereka kepada Penciptanya sehingga masing percaya sesungguhnya Allah itu dekat”.
Memang yang demikian itu merupakan perubahan tingkah laku yang besar, kerana jika setiap orang merasa dekat dengan Allah, selalu merasa diawasi Allah, maka akan menuntun tingkah lakunya sesuai dengan perintah dan laranganNya.
2. Berilmu.
Seorang ibu harus betul-betul memahami ilmu yang akan disampaikan. Keahlian seorang ibu dalam menyampaikan materi pelajaran kepada anak, akan memberi impak positif terhadapnya. Kerananya Al-Quran memberikan perhatian yang besar terhadap orang-orang yang berilmu. Firman Allah surat al-Mujadalah; 11
يَرفَعِ اللَّهُ الَّذينَ ءامَنوا مِنكُم وَالَّذينَ أوتُوا العِلمَ دَرَجٰتٍ
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Ilmu yang harus dikuasai seorang ibu boleh dikategorikan menjadi dua: Pertama, meliputi ilmu untuk menuntun aktiviti keseharian anak, misalnya: bertanggung jawab, izin masuk rumah, cara berpakaian yang syar’i, cara membiasakan ibadah, bersedekah dengan sesama manusia terutama yang fakir miskin, mengajak teman untuk berbuat baik, mencegah teman untuk berbuat munkar, dll. Kedua, ilmu yang menuntun kepada kepakaran dan keahlian, misalnya ibu mempersiapkan kurikulum pendidikan keluarga: penguasaan bahasa Arab dasar, penguasaan hadits yang memperkuat keimanan dan nafsiyahnya serta lain-lain.
3. Selalu mengarahkan proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan dalam pandangan Islam merupakan upaya sedar, terstruktur serta sistematik untuk menjayakan misi penciptaan manusia sebagai hamba Allah yang sentiasa mentauhidkanNya dan hanya beribadah kepadaNya. Firman Allah :
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (TQS. Adz Dzariat[51]; 56)[5]
Jadi tujuan pendidikan keluarga adalah terbentuknya keperibadian Islam atau seorang muslim yang selalu beribadah kepada Allah baik ibadah makdlo/ghoiru makdlo, kerana tugas hidup seorang muslim adalah beribadah kepada Allah. Artinya Seorang muslim dituntut untuk mengisi hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah dengan cara senantiasa melakukan aktifiti sesuai perintah Allah dan dengan niat ikhlas hanya kerana Allah.
Dengan demikian dalam mendidik anak, ingat pada tujuan pendidikan keluarga yang telah kita tetapkan: apabila tujuan sudah tercapai targetnya, tahap demi tahap tujuan yang telah kita tetapkan, dan telah kita capai. Semuanya untuk menggapai tujuan yang telah kita tetapkan menjadi mufassir misalnya.
4. Menjadi tauladan dan mengamalkan apa yang diajarkan.
Sudah bukan menjadi rahsia lagi bahawa adalah lebih mudah mencontoh tingkah laku orang tuanya daripada ucapannya. Kerananya keteladanan itu penting. Dan cara keteladanan ini terbukti paling berhasil dalam mempersiapkan dan membantu membentuk tingkah laku anak. Oleh kerana itu orang tua harus boleh menjadi figure yang baik bagi anak-anaknya dan melakukan sesuatu yang yang dikatakan. Firman Allah surat ash Shof ayat 3
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
bersambung....