Muslimah Pembentuk Generasi Mulia


Berikutan sesi Diskusi Wanita 2011 semalam, (boleh juga baca di sini, Muslimah Penggerak Generasi Unggul) banyak input yang telah diperolehi. Sebagai seorang muslim dan muslimah khususnya, firman Allah ini insyaAllah akan membuka hati akan akal pemikiran kita untuk kembali bersemangat dan bangkit,

Kamu (wahai umat Muhammad) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan kamu beriman kepada Allah. (TQS Ali-Imran[3]:110)

InsyaAllah, penulisan ini diambil untuk perkongsian dan agar kita boleh mengamalkannya kelak. Buat teman-teman yang berstatus ibu, kalian boleh praktikkan karekter-karekter ini tanpa berlengah-lengah lagi. Dan buat bakal-bakal ibu seperti saya, untuk menjadi pembentuk generasi muslim kelak, harus dipelajari karekter-karekter itu sekarang. Dan insyaAllah, praktikalnya juga sudah bermula buat si kecil Ilham. Maka, saya hadirkan perkongsian ini, "Ibu…., dalam Genggamanmu Pendidikan Generasi."

"Tidak ada pemberian seorang ayah yang lebih utama dari pendidikan yang baik."
(HR Turmudzi)

Agar tercapai tujuan pendidikan keluarga, maka seluruh komponen pendidikan dalam keluarga harus menjalankan fungsinya secara  baik. Yang termasuk komponen pendidikan keluarga adalah, segala sesuatu yang ada di sekitar anak, dan mampu mempengaruhi tingkah lakunya. Kerananya lingkungan anak harus sesuai dengan Islam, contohnya hiasan-hiasan dinding yang sesuai dengan ajaran Islam; tayangan televisyen, internet yang boleh diakses anak dan buku bacaan yang mendidik.

Di samping itu yang paling berpengaruh adalah seluruh anggota keluarga: ayah, ibu, pembantu dan anggota keluarga yang lain, serta teman bergaul anak. Karenanya mereka juga harus orang yang bertingkah laku sesuai dengan Islam.

Agar pendidikan keluarga berhasil, maka ibu sebagai pendidik utama wajib memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

 1. Bertaqwa.

Seorang yang bertaqwa akan selalu menjaga agar Allah tidak melihatmu di tempat laranganNya, dan jangan sampai anda tidak didapatkan di tempat perintahNya. Melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan Allah. Perintah taqwa ini terdapat dalam surat Ali Imran 102:


يٰأَيُّهَا الَّذينَ ءامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقاتِهِ وَلا تَموتُنَّ إِلّا وَأَنتُم مُسلِمونَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepadaNya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.

Seorang ibu harus bertaqwa kerana tugasnya sebagai guru adalah mendidik anak agar tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan Islam, bertaqwa kepada Allah, bererti semakin dekat dengan Allah. Abdurrahman Amaroh dalam bukunya mengatakan:


لقد نجح منهجالتربية الاسلامي في توجيه الناس الى ربهم وردهم الى خالقهم حتى امن كل منهم ان الله قريب منه

“Sungguh strategi pendidikan Islam telah berhasil mengarahkan manusia kepada Tuhannya dan mengembalikan mereka kepada Penciptanya sehingga masing percaya sesungguhnya Allah itu dekat”.

Memang yang demikian itu merupakan perubahan tingkah laku yang besar, kerana jika setiap orang merasa dekat dengan Allah, selalu merasa diawasi Allah, maka akan menuntun tingkah lakunya sesuai dengan perintah dan laranganNya.

2. Berilmu.

Seorang ibu harus betul-betul memahami ilmu yang akan disampaikan. Keahlian seorang ibu dalam menyampaikan materi pelajaran kepada anak, akan memberi impak positif terhadapnya. Kerananya Al-Quran memberikan perhatian yang besar terhadap orang-orang yang berilmu. Firman Allah surat al-Mujadalah; 11


يَرفَعِ اللَّهُ الَّذينَ ءامَنوا مِنكُم وَالَّذينَ أوتُوا العِلمَ دَرَجٰتٍ

Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Ilmu yang harus dikuasai seorang ibu boleh dikategorikan menjadi dua: Pertama, meliputi ilmu untuk menuntun aktiviti keseharian anak, misalnya: bertanggung jawab, izin masuk rumah, cara berpakaian yang syar’i, cara membiasakan ibadah, bersedekah dengan sesama manusia terutama yang fakir miskin, mengajak teman untuk berbuat baik, mencegah teman untuk berbuat munkar, dll. Kedua, ilmu yang menuntun kepada kepakaran dan keahlian, misalnya ibu mempersiapkan kurikulum pendidikan keluarga: penguasaan bahasa Arab dasar, penguasaan hadits yang memperkuat keimanan dan nafsiyahnya serta lain-lain.

3. Selalu mengarahkan proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan dalam pandangan Islam merupakan upaya sedar, terstruktur serta sistematik  untuk menjayakan misi penciptaan manusia sebagai hamba Allah yang sentiasa mentauhidkanNya dan hanya beribadah kepadaNya. Firman Allah :

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (TQS. Adz Dzariat[51]; 56)[5]

Jadi tujuan pendidikan keluarga adalah terbentuknya keperibadian Islam atau seorang muslim yang selalu beribadah kepada Allah baik ibadah makdlo/ghoiru makdlo, kerana tugas hidup seorang muslim adalah beribadah kepada Allah. Artinya Seorang muslim dituntut untuk mengisi hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah dengan cara senantiasa melakukan aktifiti sesuai perintah Allah dan dengan niat ikhlas hanya kerana Allah.

Dengan demikian dalam mendidik anak, ingat pada tujuan pendidikan keluarga yang telah kita tetapkan: apabila tujuan sudah tercapai targetnya, tahap demi tahap tujuan yang telah kita tetapkan, dan telah kita capai. Semuanya untuk menggapai tujuan yang telah kita tetapkan menjadi mufassir misalnya.

4. Menjadi tauladan dan mengamalkan apa yang diajarkan.

Sudah bukan menjadi rahsia lagi bahawa adalah lebih mudah mencontoh tingkah laku orang tuanya daripada ucapannya. Kerananya keteladanan itu penting. Dan cara keteladanan ini terbukti paling berhasil dalam mempersiapkan dan membantu membentuk tingkah laku anak. Oleh kerana itu orang tua harus boleh menjadi figure yang baik bagi anak-anaknya dan melakukan sesuatu yang yang dikatakan. Firman Allah surat ash Shof ayat 3

Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.


bersambung....

Diskusi Wanita : Membentuk Generasi Muslim - Di Mana Peranan Muslimah?

~Post Iklan Melekat~


Jemputan ke 

DISKUSI WANITA, JANUARI 2011 :

'MEMBENTUK GENERASI MUSLIM - 
DI MANA PERANAN MUSLIMAH?'


Tarikh: 30 JANUARI 2011 (AHAD) 

Masa: 9.00 pagi - 12.30 tghr

Tempat: Khilafah Centre, 47-1 Jalan 7/7A, Seksyen 7,
Bandar Baru Bangi

Tel/Fax: 03-8922 3149

Muslimah (sahaja) Dijemput Hadir

Masuk adalah percuma

Sandaran Jiwa

Nukilan karya: Nafiisah FB

Janji tlah kuikrarkan
Bahwa hidup adalah pengabdian
Semata kepada Allah dan Rasul-Nya yang dimuliakan
Namun perjalanan kadang kupenuhi dengan laku nan cela
Kala perjuangan menghendaki kemurnian fikir dan rasa

Allahu Rabbi …
Engkaulah sandaran jiwa
Ampunkanlah segala dosa
Jadikanlah diriku mudah luluh bersimpuh
Tunjukilah selalu diriku
Tuk dapat berjalan lurus di bawah ridho-Mu
Hanyalah demi ridho-Mu

Azzam tlah kupatrikan
Bahwa hidup adalah perjuangan
bagi kemenangan syariah dan khilafah yang telah dijanjikan
Namun terkadang saat-saatnya kurasai sebagai beban yang mendera
Kala perjuangan membutuhkan daya dan doa

Allahu Rabbi
Engkaulah sandaran jiwa
Tegarkan selalu diriku
Jadikanlah dunia nyata fana di hadapanku
Cahayailah selalu pandanganku
Tuk mampu menembus batas tabir Surga-Mu
Semata nikmat Surga-Mu

Kusangat rindukan syari’ah kembali berdaulat di bumi
Renjanaku atas khilafah Islamiyah memimpin dunia
Inginku terdalam kubisa menyaksikan kehadirannya
Ya Allah ijinkanlah
Ya Rabbi kabulkanlah


sumber: http://sastralangit.wordpress.com/

Ringkas dan Padat..

Saya rasa semakin tak rajin nak menulis di blog. Huhuhu. Bila rasa nak menulis, saya memerlukan masa minimum sejam. Jadinya, saya amat bercinta sekarang nih nak menulis. Nak bercerita tentang aktiviti harian, itu bukan tujuan belog WM ini dibina. Nak bercerita tentang isu semasa, iya mungkin. Tapi itulah memerlukan masa, tenaga dan fikiran yang tenang.

Tambahan pula, kurang 2 minggu lagi nak midterm exam. Semakin sibuklah saya walaupun saya tak sesibuk mana. Hee. Bila nak dekat exam, maknanya hari presentation semakin dekat. Tak kiralah presentation duniawi atau ukhrawi. Dua-dua penting. Banyak artikel jurnal yang perlu dicari, dibaca dan difahami. Banyak ayat-ayat Al-Quran yang perlu dilancarkan di lidah.

Masalah kelembapan internet juga menjadi punca kurang rajin. Sejak seminggu yang lalu, streamyx di rumah seakan-akan merajuk dengan semua peng'online' dan blogger tegar termasuklah saya. Masakan tidak, bila nak online je, no internet access. Maka bband yang tak berapa laju jugak yang boleh menolong.

Tapi lain pula kalau di kolej, bband yang tak berapa laju nih, terus berhenti mengakses. Terus tak boleh online. Huhuhu. Sedeyh. Kalau nak online, ada masa-masanya. Antaranya, seawal jam 4 pagi hingga 8 pagi, Jam 10 pagi hingga 12 tengahari.. Petang pula ikut mood bband. Kalau hujan, lambatlah. Kalau malam, lagilah tak dapat nak online. Tunggulah jam 4 pagi keesokannya.

Kesimpulannya, keadaan yang tak berapa rajin terus jadi tak ada perasaan nak update. Ehemm... Kalau teman-teman yang membaca nih sedar, ini adalah entri terbaru. Hee.

Kepada teman-teman UKM yang akan menduduki midterm exam dan mungkin para blogger juga, selamat menjawab. Semoga berjaya dunia akhirat. InsyaAllah. Doakan saya juga ya.. Terima kasih, teman-teman..

Rupanya kesukaanku Melihat Bunga Api adalah HARAM!!

Saya tak pernah terfikir akan sebalik sambutan 1.1.11 atau untuk tahun-tahun yang lain. Malah saya kira, saya juga menyambutnya walaupun tidak secara zahir menghadirkan diri di Dataran Merdeka atau KL Tower. Saya rasa saya sering meraikannya dengan kegembiraan melihat percikan bunga-bunga api dan mendengar dentam dentum bunga api. Mesti anda juga pernah merasainya seperti saya kan? Kalau tak pernah, anda bohong!

Rupanya apa yang saya pernah lakukan bertahun-tahun yang lalu, juga tahun ini adalah salah. Malah, ia HARAM di sisi Islam. Saya gembira melihat bunga api di tahun baru walaupun saya hanya melihatnya di balkoni rumah. Kegembiraan saya itu bermakna saya redha dan suka akan kehadiran tahun baru. Sebab apa saya gembira? SEBAB saya tidak pernah tahu akan hal di sebalik 1 JANUARI setiap tahun. Saya pasti anda juga tidak tahu. Maka, entri ini akan memberitahu anda mengapa kita tak boleh menyambut, meraikan malah untuk suka juga tidak boleh.

Dalam buku World Book Encyclopedia yang diterbitkan pada tahun 1984 menyebutkan bahawa pemimpin bangsa Rom, Julius Caesar menetapkan tanggal 1 Januari sebagai tahun baru. Bangsa Rom mendedikasikan hari ini untuk Dewa Janus yang merupakan penjaga gerbang pintu dan simbol dari sebuah awal. Nama Januari diambil dari namanya, Janus, di mana dewa ini memiliki dua wajah yang melihat ke depan dan ke belakang.

Tanggal 1 Januari tahun 45 Sebelum Masehi (SM), untuk pertama kalinya dalam sejarah dirayakan sebagai hari tahun baru. Tak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Rom, dia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ke-7 SM. Dalam menreka kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, ahli astronomi dari Aleksandria, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir.

Satu tahun dalam penanggalan baru itu dikira sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis boleh menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, iaitu Julius atau Julai. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, iaitu Kaisar Agustinus, menjadi bulan Ogos.

Okeyh, kita berbalik kepada sejarah 1 JANUARI. 1 Januari seperti yang dimaklumkan di atas merupakan hari yang didedikasikan buat Dewa Janus. Siapa Dewa Janus nih?

Dalam mitologi Romawi Kuno, Dewa Janus dikenal sebagai seorang dewa berwajah dua. Satu menghadap ke depan dan satunya ke belakang. Ia bermaksud pintu, gerbang, lorong masuk dan dihormati sebagai dewa penguasa Pintu dan dewa pelindung segala karya.

Itulah mengapa bulan pertama setiap tahun dinamakan dengan bulan Januari, Januarius mensis (latin, bulan Januari) Dan bulan ini boleh dikatakan berwajah dua. Wajah yang satu menghadap ke tahun sebelumnya dan lainnya ke tahun hadapan. Namun orang Romawi Kuno memohon restu Dewa Janus tidak hanya pada bulan Januari (khususnya tanggal 1), tetapi setiap hari (yang merupakan hari baru) bahkan tiap kali mereka akan memulai kegiatan penting.


Ringkasnya,
1.Dewa Janus sendiri adalah dewa sembahan kaum Pagan Romawi. 
2. Kaum Pagan, atau dalam bahasa kita disebut kaum kafir penyembah berhala. 
3. Sejarah budaya Pagan (penyembahan berhala) wujud semenjak zaman Hermaic (3600 SM) di Yunani, dan dikawal oleh sebuah persaudaraan rahsia yang disebut sebagai Freemasons. Freemasons sendiri adalah kaum yang memiliki misi untuk melenyapkan ajaran para Nabi dari dunia ini.

Bulan Januari (bulannya Janus) juga ditetapkan setelah Disember. Ini kerana Disember adalah pusat Winter Soltice, iaitu hari-hari di mana kaum pagan penyembah Matahari merayakan ritual mereka semasa musim dingin. Pertengahan Winter Soltice yang jatuh pada 25 Disember, dan inilah salah satu dari sekian banyak pengaruh Pagan pada budaya Kristian selain penggunaan lambang salib. Tanggal 1 Januari sendiri adalah seminggu setelah pertengahan Winter Soltice, yang juga termasuk dalam bahagian ritual dan perayaan Winter Soltice dalam Paganisme.

Kaum Pagan sendiri biasa merayakan tahun baru mereka (atau Hari Janus) dengan mengelilingi unggun api, menyalakan lilin dan menyanyi bersama. Inilah yg sedang diikuti oleh Umat Muhammad hari ini!!! 

Bukankah mengelilingi unggun api sama juga dengan melihat bunga api? Bukankah menyanyi bersama adalah gembira dan sama juga dengan gembiranya kita menyambut tahun baru? Bukankah situasi ini adalah SAMA?? Jadinya, berazam baru boleh ke tak ye?

Mari Bersyukur Setiap Waktu

Pernahkah anda berpikir berapa kekayaan setiap orang jika dihargai dengan wang ringgit? Berapakah harga tubuh manusia jika dinilaikan? Berapa harga mata, hidung, telinga, mulut, otak, kepala, lidah, tangan kaki dan apa saja yang menjadi bahagian dari tubuh manusia jika diringgitkan?

Ketika mata kita sihat, kita tak pernah berfikir betapa berharganya mata kita. Cuba saja jika suatu ketika mata anda, kerana satu sebab kecelakaan tertentu, menjadi buta. Kebetulan anda memiliki tabungan jutaan inggit. Apa yang Anda lakukan? Anda pasti akan membayar berapa juta pun untuk mengembalikan penglihatan Anda. Tak peduli jika untuk itu tabungan Anda terluak hampir habis. Ketika tangan atau kaki kita sihat dan normal, kita pun mungkin jarang berfikir betapa bernilainya kedua anggota tubuh kita itu. Namun, pernahkah Anda membayangkan andai suatu saat, kereaa satu sebab musibah tertentu, tangan atau kaki Anda itu harus dipotong? Pasti, jika kebetulan Anda orang kaya, Anda akan sanggup mengeluarkan ratusan ribu atau bahkan jutaan ringgit asal tangan atau kaki Anda tidak dipotong dan kembali sihat serta  normal seperti sedia kala. Bagaimana pula jika satu sebab bencana tertentu wajah Anda yang kacak/cantik tiba-tiba harus menerima kenyataan rosak teruk tak berbentuk akibat terbakar hebat atau terkena asid? Pasti, Anda pun dengan ikhlas dan rela akan melepaskan harta apa saja yang Anda miliki asal wajah Anda boleh kembali kacak/cantik seperti sedia kala.

Sudah banyak bukti, orang-orang yang berpunya sanggup mengorbankan hartanya sebanyak apapun demi mengembalikan kesihatannya; demi sembuh dari penyakit jantung, kanser, kelumpuhan, kecacatan dll. Bahkan demi mengembalikan agar kulitnya menjadi tegang, atau agar kedut-kedut di wajahnya bisa hilang, banyak orang rela merogoh sakunya dalam-dalam.

Jika sudah demikian, semestinya kita sedar, betapa kayanya setiap diri kita; hatta jika secara materi kita bukan orang berpunya. Bukankah kita akan tetap mempertahankan mata atau hidung kita meski ada orang mahu menawar dan membelinya seharga ratusan juta ringgit? Bukankah kita tak akan rela melepas jantung atau paru-paru kita walau ada orang berani menawarnya seharga berbilion ringgit? Bukankah kita tak akan sudi kehilangan tangan atau kaki kita meski untuk itu kita mendapatkan kompensasi harta yang melimpah-ruah? Bukankah kita pun tak akan pernah rela menyewakan nafas kita barang lima atau 10 minit meski harga sewanya jutaan ringgit? Sebab, kita amat faham, tidak bernafas lima atau 10 minit berisiko menjadikan kita mati lemas.

Belum lagi jika kita berusaha meneliti udara yang kita hirup ketika bernafas. Fikirkan pula air yang kita minum; yang digunakan untuk mandi, mencuci, memasak; dll. Renungkan pula bumi yang kita pijak, sinar matahari yang menyinari setiap hari, air hujan yang turun ke bumi, sinar bulan yang menghiasai malam, jalanan yang kita lalui, pemandangan alam yang kita nikmati, dll. Bagaimana jika semua itu harus kita beli? Berapa ratus ribu bahkan berapa puluh juta wang yang harus kita keluarkan?

Namun, alhamdulillah, semua kekayaan dan kemewahan itu Allah berikan kepada kita secara percuma! Tak sesen pun kita dipungut oleh Allah SWT untuk membayar nikmat yang luar biasa itu. Amat pantaslah jika Allah SWT dalam Alquran surat ar-Rahman berkali-kali mengajukan pertanyaan retoris kepada manusia: Fa bi ayyi âlâ’i Rabbikumâ tukadzibân (Nikmat Tuhan manakah yang kalian dustakan)? Lebih dari itu, Dialah Tuhan Yang mengurus kita siang-malam tanpa pernah meminta upah secuil pun. Maha Benar Allah Yang berfirman (yang ertinya): Katakanlah, “Siapakah yang dapat memelihara kalian pada waktu malam dan siang hari selain Zat Yang Maha Pemurah?”(TQS al-Anbiya’ [21]: 42).

Pertanyaannya: Sudahkah atas semua itu kita bersyukur? Ataukah kita malah sering berlaku sombong dan takabur?  Sudah berapa juta kali hamdalah kita ucapkan untukNya? Ataukah kita malah gemar berkhianat kepadaNya? Na’udzu billah.

Semoga kita semua menjadi hamba Allah SWT yang selalu bersyukur setiap waktu atas segala kurniaNya yang luar biasa itu, bukan hamba yang takabur apalagi kufur kepadaNya. Paling tidak, hal itu dibuktikan dengan keseriusan dan ketekunan kita dalam beribadah dan bertaqarrub kepadaNya; dalam menaati segala perintahNya; dalam mengorbankan apa saja untuk agamaNya; serta dalam berjuang menegakkan akidah dan syariahNya demi kemuliaan Islam dan umatnya. Amin.

Sumber : HTIndonesia. (Diedit mengikut bahasa Malaysia.)

Aku tak mahu abahku berdosa..

Kerana aku belum mempunyai suami, tapi telah berbapa sejak dilahirkan, maka inilah yang terbaik buatku. InsyaAllah.

Original from : Artikel iluvislam.com

Aku tak mahu suamiku abahku berdosa
Lantas aku melabuhkan jilbabku
Berusaha menutup sempurna auratku

Aku tak mahu suamiku abahku berdosa
Lantas aku perlengkapkan diriku
Dengan ajaran agama
Agar dapat membezakan
Antara yang benar dan salah

Aku tak mahu suamiku abahku berdosa
Lantas aku hadkan pergaulanku
Dengan yang bukan mahramku

Aku tak mahu suamiku abahku berdosa
Lantas aku menjaga diriku
Agar terhindar dari fitnah manusia

Aku tak mahu suamiku abahku berdosa
Kerana aku sayangkan suamiku abahku
Dan aku tak mahu suamiku abahku terhumban
Ke neraka jahanam kerana diriku

Aku tak mahu suamiku abahku berdosa
Kerana aku

Aku tak mahu suamiku abahku berdosa..

 Google Image.

2011 Atiqah Homemade Chocolate Giveaway


CARA-CARA join GA Atiqah Homemade Chocolate adalah :

1. "LIKE" atiqah homemade chocolate page di sini (Atiqah Homemade Chocolate)  atau pergi terus ke blogshop Atiqah Homemade Chocolate.

2. pilih gambar kegemaran anda di page Atiqah Homemade Chocolate tersebut.

3. buat entri tentang giveaway ini. entri simple je. :-) just to inform about this contest to your readers. tapi dalam entri tersebut haru ada banner di atas, dan upload gambar kegemaran anda yang diambil dari fb atiqah homemade chocolate. :)

6. letak nama anda, link fb anda dan link blog anda di ruang komen.

7. pemenang akan ditentukan berdasarkan undian. :)

HADIAH:

1st:
peserta yang menang akan menerima hadiah coklat seperti gambar kegemaran anda.

2nd:
9 biji coklat gift. :)

Tarikh tutup penyertaan: 28 Januari 2011




Saya pilih gambar kegemaran di atas sebab penuh warna-warna ceria. Kalau dapat nih, saya nak bagi kat orang yang tengah mengidam nak makan coklat. Siapa? Tungguu..

Marilah ramai-ramai join GA nih.. Dapat coklat tuh.. Haaa.. Kesukaanku sejak zaman berzaman. 

Aduan Adik dan Luahan Umi adalah Masalah ku Jugak..

Semalam dan kelmarin, 2 malam berbeza tapi isinya sama. Aduan uda dan luahan umi, penyelesaiannya sama. Di awal-awal semester begini, pasti isu yuran pengajian timbul kembali. Sebagai kakak dan anak, saya juga merasai apa yang mereka rasa. Saya juga pelajar.

Ketika adik mendapat tawaran belajar dulu, dalam surat tawaran dinyatakan bahawa yuran yang ribuan harganya adalah untuk setahun pengajian. Setelah masuk semester kedua, barulah tahu hakikat sebenar bahawa yuran beribu itu adalah untuk satu semester sahaja. Mana nak dicekau duit sebanyak itu? PTPTN? Ini bukan masalah adik saya seorang, tapi beribu-ribu lagi menjadi masalah pelajar-pelajar di dalam sistem pendidikan Kapitalis.

Tapi alhamdulillah, kawan-kawan adik cakap adik nih keluarganya kaya sebab semuanya sponsored by PaMa. Alhamdulillah, amin.. InsyaAllah.. Permasalahannya, ramai yang mengambil jalan mudah dan kalau mengambil jalam susah, risikonya tetap ada. Lantas, untuk menimba ilmu sentiasa menjadi dilema yang tidak berpenghujung. Membuat pinjaman tidak salah, tapi meminjam dengan PTPTN masalahnya sangat besar. Kita akan terlibat dengan dosa riba. Jadi bagaimana nak belajar? Hendak belajar memerlukan duit. No money, no education. Yes, it is right in Capitalism. 

Sebenarnya, pembiayaan untuk belajar nih tanggungjawab siapa ye? Ibu bapa ke? Betul, ibu bapa yang bertanggungjawab. Dalam keadaan sekarang, ibu bapa yang bertanggungjawab seperti kedua ibu bapa saya. Tapi kalau ibu bapa yang tak mampu, adakah anak-anak yang sepatutnya belajar, tidak dihantar belajar? Kesian tak? Ada sesiapa kisah kalau ada anak-anak yang terbiar tidak mendapat pendidikan? Nobody cares. Nobody. 

Masalah kewangan untuk biaya pendidikan semakin membengkak apabila anak-anak memasuki institusi pengajian tinggi. Yuran-yurannya maha ribuan ringgit. Lain kursus, berbeza bayaran. Lain kursus, berbeza tajaan. Lain kursus, lain syarat-syaratnya. Kesian adik saya. Nak mohon untuk tajaan pengajiannya, kursusnya tidak dipilih kerana belum ada batch yang bergraduasi. Maka, masalah kewangan menjadi masalah yang perlu saya fikirkan juga. InsyaAllah, adik saya yang lagi satu juga akan melanjutkan pelajaran ke peringkat seterusnya bulan Julai ini. Masalah biaya pendidikan juga akan timbul. Jadi, siapakah yang mahu bertanggungjawab?

Entri emosi Awal Tahun 2011 walaupun dah 2 hari

Semalam ketika on the way ke kolej, sepupu saya telefon. Okeyh tipu. Umminya yang telefonkan sebab sepupu saya nak cakap. 3/1/11 esok sepupu saya masuk sekolah darjah 1. Cepatnya masa berlalu. Kalau semalam, sepupu saya ini masih dalam dukungan saya. Hari ini dia dah pandai berlari dan telah khatam 30 juzuk Al-Quran pada usia 5 tahun dan esok dia akan ke sekolah. Time flies very fast. And this year, umur saya meningkat lagi 1 tahun. Dan meningkatnya umur saya, semakin pendeklah usia saya.

Kenapa entri ini agak beremosi? It's all about kanak-kanak. 2 hari lepas saya naik LRT ke Serdang bersama kawan-kawan. Nampak 2 kanak-kanak lelaki comel dibawa oleh ibu bapa mereka. Keletah mereka sangat mengasyikkan saya. Sampai termimpi-mimpi. Hee. Acah je. Mereka comel.

Semalam pula, ketika di dalam LRT juga untuk ke Titiwangsa, seorang kanak-kanak lelaki bernama Man dibawa oleh pakciknya kot. Looks like he's mix sebab rambutnya perang. Asyik merengek dengan uncle nya cakap nak susu. Macam nak cubit-cubit je pipinya. Comel sangat. Tak tahan rasanya.. That time umminya berada di tempat lain. Mereka dalam perjalan ke tempat si ummi. How did I know? Because I heard. :D Power tak? Hikhikhik

And my nephew, semakin membesar. Keletahnya tak perlu dicakap. Memang tak tahan perut sebab asyik gelak je. Shortly speaking, he's so cuuuuuuuuuuuuute!!


p/s : Kanak-kanak menjadi fitrah untukku jatuh cinta. They're so adorable. Especially these three liltle 'kanak-kanak Ribena'. They're papaya of my heart. They're always be my papayas.


 

Copyright © 2013 | Wanita Mustanir | by Cik Bulat