Pahala & Dosa yang Terus Mengalir

Bismillahirrahmanirrahim..

Ramai yang mungkin tidak sedar akan dosa-dosanya yang kecil dan juga pahala-pahalanya kerana perkara itu tidak boleh dihitung. Begitu juga saya. Kadang-kadang saya terlepas pandanga akan dosa yang saya lakukan sehingga ada yang mencontohi saya untuk melakukan perkara (dosa) itu. Sebagai umat Islam yang kasihkan saudara seakidahnya, mahu tidak sekiranya saya sampaikan kepada anda akan pahala dan dosa yang terus mengalir? Semoga anda juga mampu melakukannya kelak.

Siapa saja yang mencontohkan di dalam Islam contoh yang baik maka untuknya pahalanya dan pahala siapa saja yang melakukannya setelah dia kerana mencontohnya tanpa berkurang pahala mereka sedikitpun. Siapa saja yang mencontohkan di dalam Islam contoh yang buruk maka atasnya dosanya dan dosa siapa saja yang melakukannya setelah dia kerana mencontohnya tanpa berkurang dosa mereka sedikitpun (HR Muslim, Ahmad, Ibn Majah dan an-Nasa’i).

Imam Ahmad mengeluarkan hadis ini dari Abdurrahman bin Mahdi, dari Hasyim bin al-Qasim dan dari Muhammad bin Ja’far. Ketiganya dari Syu’bah dari ‘Awn bin Abi Juhaifah.

Hadis ini juga diriwayatkan dari Jarir bin Abdullah al-Bajali dengan lafal sedikit berbeza.

Abu Hurairah menuturkan bahwa Nabi saw. juga pernah bersabda:

Siapa saja yang mengajak pada petunjuk maka untuknya pahala seperti orang yang mengikutinya, hal itu tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun. Siapa saja yang mengajak pada kesesatan maka atasnya dosa seperti dosa orang yang mengikutinya, hal itu tidak mengurangi dosa mereka sedikitpun (HR Muslim, Ahmad, ad-Darimi, Abu Dawud, Ibn Majah, at-Tirmidzi, Abu Ya’la dan Ibn Hibban)

Imam an-Nawawi di dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan, bahwa dua hadis ini secara mudah menunjukkan disukainya mencontohkan perkara yang baik dan haramnya mencontohkan perkara yang buruk; juga menunjukkan bahwa siapa saja yang mencontohkan perkara yang baik maka untuknya seperti pahala setiap orang yang melakukan kerana mencontohnya hingga Hari Kiamat. Sebaliknya, siapa saja yang mencontohkan perkara yang buruk maka atasnya dosa seperti dosa orang yang melakukannya kerana mencontohnya hingga Hari Kiamat.

Hadis kedua menunjukkan bahwa siapa saja yang mengajak pada petunjuk maka untuknya pahala sesperti pahala orang-orang yang mengikutinya, atau siapa saja yang mengajak pada kesesatan maka atasnya dosa seperti dosa orang-orang yang mengikutinya; baik petunjuk dan kesesatan itu ia yang memulainya pertama kali atau sudah ada yang memulainya; baik berupa pengajaran ilmu, ibadah, adab atau yang lainnya. Lafal “fa ‘amila biha ba’dahu” maknanya, jika ia mencontohnya, baik perbuatan itu dilakukan semasa hidupnya atau setelah kematiannya.

Allah SWT berfiman:

"(Ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada Hari Kiamat dan (seperti) dosa-dosa orang yang mereka sesatkan tanpa mengetahui sedikitpun (bahawa mereka disesatkan)." (TQS an-Nahl [16]: 25).

Lalu bagaimana jika seseorang bukan hanya mencontohkan perkara yang buruk, tetapi juga menyerukan dan memerintahkan orang untuk melakukannya, berapa besar dosa yang harus dia pikul? Bagaimana pula jika seseorang bukan hanya menyerukan kesesatan, bahkan menyerukan kesyirikan seperti menjadikan manusia sebagai pesaing Allah dalam membuat hukum seraya meninggalkan hukum yang telah diturunkan oleh Allah; menapis kesyirikan itu supaya nampak seakan-akan islami; lalu memberi mandat dan menyuruh untuk memberi mandat kepada orang untuk melakukan kesesatan atau kesyirikan itu? Membayangkannya saja sudah membuat kita ngeri.

Sebaliknya, berapa banyak pahala yang boleh diraih oleh orang yang mencontohkan perkara yang baik, menyerukannya dan menyuruh orang untuk melakukan dan menyerukan perkara baik itu? Bagaimana jika yang diserukan dan dicontohkan itu adalah perjuangan dan dakwah demi tegaknya syariah yang akan boleh mengantarkan pada terwujudnya berbagai kebaikan dan terhalanginya berbagai kemungkaran di tengah masyarakat? Siapapun yang melakukannya bukankah patut sekiranya berharap akan mendapat pahala atas setiap kebaikan yang nanti terwujud dan dari tercegahnya setiap kemungkaran dengan tegaknya syariah dan Khilafah di tengah masyarakat?

Wallahua'lam..

2 comments:

Syukran for your nice comment. Please leave your comment again!!! (^_^)

 

Copyright © 2013 | Wanita Mustanir | by Cik Bulat