Banyak di antara manusia yang merasa dirinya hebat; entah karena faktor kecantikan/kegantengan, keturunan, kekayaan materi, kekuasaan dan jabatan, kepintaran, prestasi, dll. Tak sedikit pula di antara kaum Muslim, penguasa/pejabat atau rakyat biasa, pimpinan atau bawahan, awam atau alim, da’i atau mad’u, aktivis dakwah atau bukan, yang merasa dirinya besar. Akibatnya, sadar atau tidak, rasa sombong, ujub, riya dan takabur sering menyelinap ke dalam kalbunya.
Siapapun yang dihinggapi perasaan demikian, sering atau sekali-kali, marilah kita merenungkan penciptaan alam semesta, langit dan jagat raya yang sesungguhnya lebih besar dan lebih hebat daripada manusia. Allah SWT sendiri menegaskan hal ini dalam firman-Nya (yang artinya):
Kaliankah yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit yang Allah bangun? Dia meninggikan bangunanannya, lalu menyempurnakannya (TQS 79: 27-28).
Sebagaimana kita tahu, dalam gugusan matahari (tatasurya) kita ada 9 planet. Berdasarkan volumenya, yang terkecil adalah Merkurius, lalu Mars, kemudian Venus. Selanjutnya ada Bumi, Uranus, Neptunus, Saturnus, Jupiter dan Pluto.
Berdasarkan jaraknya ke matahari, yang terdekat adalah Merkurius yang berjarak 36.000.000 mil; lalu Venus, 67.000.000 mil; kemudian Bumi, 93.000.000 mil. Selanjutnya berturut-turut: Mars, 142.000.000 mil; Jupiter 484.000.000 mil; Saturnus, 887.000.000 mil, Uranus 1.782.000.000 mil; dan Neptunus 2.792.000.000 mil.
Itu baru seputar tatasurya kita, di Galaksi Bimasakti. Lalu pernahkah Anda menyadari, berapa sesungguhnya luas langit?
Asal tahu, dalam waktu 1 detik, kecepatan cahaya bisa mencapai sasaran 186.000 mil/300.000 km atau 6.000.000.000.000 (6 triliun mil/tahun). Jarak inilah yang disebut ’satu tahun cahaya’.
Bulan adalah benda langit yang paling dekat ke bumi. Jaraknya sekitar 240.000 mil. Lalu ada matahari. Jaraknya dari bumi adalah 93.000.000 mil.
Adapun jarak bintang yang paling dekat ke bumi adalah 4 tahun cahaya/23.000.000.000.000 (23 triliun) mil. Di belakangnya ada Bintang Altair; jaraknya 14 tahun cahaya. Kemudian Bintang Vega, jaraknya 30 tahun cahaya. Lalu Bintang Acturus, jaraknya 50 tahun cahaya/290 triliun mil. Ini belum seberapa. Sebab, ada bintang yang jaraknya dari bumi adalah 1000 tahun cahaya. Di belakang galaksi kita, Galaksi Bima Sakti, ada sejumlah bintang, di antaranya Bintang Andromeda, yang berjarak dari bumi 1 juta tahun cahaya. Ingat, di belakang Andromeda, masih banyak bintang yang tentu lebih jauh jaraknya.
Lalu berapa sesungguhnya jumlah bintang di langit? Menurut para astronom, jumlah bintang di langit tak kurang dari 30 miliar. Itu hanya di galaksi kita saja. Padahal jumlah galaksi di langit diperkirakan lebih dari 500.000!
Sekarang kita beralih ke matahari. Kekuatan cahaya matahari setara dengan 300.000.000.000.000.000.000.000.000 kali cahaya lilin. Ini belum seberapa. Sebab, ada Bintang Sirius, yang sinarnya 26 kali lebih kuat dari matahari. Sejumlah bintang lain ada yang 100 kali lebih kuat sinarnya dari matahari. Ini pun belum seberapa. Sebab, sains modern telah mampu menyingkap fakta, bahwa ada bintang yang kekuatan cahayanya 500.000 kali sinar matahari.
Sekarang, mari kita renungkan volume benda-benda langit yang ada. Volume Bumi kita adalah 1.000.000.000.000 km2 (1 triliun km2). Volume matahari 1.300.000 kali lebih besar dari volume Bumi. Berat Bumi kita adalah 5.000.000.000.000.000.000.000 ton. Adapun massa matahari kira-kira 332.000 kali Bumi. Ini belum seberapa. Sebab, Bintang Andromeda memiliki massa 1.000.000.000 kali matahari. Ini karena garis tengah matahari hanya 390.000 km, sedangkan garis tengah Bintang Adromeda mencapai 30.000 tahun cahaya atau 1.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000 kali matahari!
Dari semua fakta di atas, tentu benarlah firman Allah SWT (yang artinya):
Langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami). Sesungguhnya Kami pun meluaskannya
(TQS 51: 47).
Sekarang, marilah kita bandingkan semua itu dengan besarnya tubuh kita, rumah kita, kebun kita, tanah-tanah yang kita miliki, atau pulau-pulau yang kita punya (jika ada). Adakah sebesar noktah saja semua itu dibandingkan dengan besar dan luasnya bumi, matahari, galaksi dan alam raya ini? Tidak! Pastinya besarnya tubuh kita, rumah kita, kebun kita, tanah-tanah yang kita miliki, atau pulau-pulau yang kita punya (jika ada) menjadi sesuatu yang tak akan pernah kelihatan di tengah besar dan luasnya alam raya ini.
Jika pada dasarnya kita ini sesuatu yang “tidak ada” karena “tidak kelihatan” dibandingkan dengan besar dan luasnya jagat raya ini, lalu apanya yang besar dan hebat dari diri kita? Apa sebetulnya yang pantas kita sombongkan di hadapan manusia, apalagi di hadapan Allah SWT, Pencipta sekaligus Pemilik jagat raya ini? Tidak ada!
Allahlah satu-satunya yang berhak untuk menyombongkan diri. Benarlah firman Allah SWT (dalam hadis qudsi), “Kebesaran adalah pakaian-Ku. Kesombongan adalah selendang-Ku. Siapa saja yang merampas keduanya dari Diri-Ku, Aku akan melemparkannya ke dalam neraka.” (HR…)
Alih-alih menyombongkan diri, manusia justru
diperintahkan untuk selalu merendahkan diri di hadapan Allah SWT, sekaligus mengagungkan-Nya. Sayang, meski pengagungan kita kepada Allah SWT tak akan pernah sebesar atom pun menyamai keagungan-Nya, banyak di antara kita jarang mengagungkan-Nya. Maha Benar Allah SWT Yang berfirman: (yang artinya):
Mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya. Padahal pada Hari Kiamat nanti, bumi seluruhnya berada dalam genggaman-Nya, dan digulung dengan tangan kanan-Nya. Mahasuci dan Mahatinggi Allah dari apa saja yang mereka persekutukan (TQS 39: 67).
Walhasil, Allah memang Mahabesar. Dia Maha Agung. Sebaliknya, dari paparan di atas, sesungguhnya manusia itu kecil, kecil sekali!
Wa mâ tawfîqî illâ billâh wa ’alayhi tawakkaltu wa ilayhi unîb
Sumber :
sini.